Muhammadiyah Jatim Tolak Timnas Israel di Piala Dunia U-20

Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sukadiono secara tegas menolak keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster, Plt Ketua PDIP Jatim MH Said Abdullah dan Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono juga telah menyatakan penolakannya.

Suko panggilan akrab Sukadiono menyebut bahwa ada tiga alasan mengapa penolakan terhadap Israel harus didukung. Pertama, adalah alasan historis sejarah Israel adalah sejarah penjajahan atas tanah Palestina.

Menurut dia, hal tersebut berdampak pada hancurnya perekonomian negara, habisnya harta maupun benda masyarakat maupun negara, timbulnya banyak perselisihan antarumat beragama dan ironinya adalah hilangnya banyak nyawa.

“Kita semua tahu yang namanya Israel adalah sebuah negara yang cukup lama menjajah tanah rakyat Palestina. Jika seandainya pemerintah mentolerir kedatangan tim sepak bola Israel di Indonesia, tentu hal tersebut adalah penghianatan terhadap konstitusi,” kata Suko.

Alasan kedua adalah kemanusiaan. Penjajahan bertahun-tahun yang dilakukan oleh Israel tentu menciderai nalar kemanusiaan. Ia menyebut apa yang dialami Palestina adalah bukti kejadian yang merusak dan menginjak kemanusiaan, padahal dunia tengah berada pada masa penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM).

BACA JUGA:

Isu Tolak Timnas Israel, Moeldoko: Pemerintah Lakukan Pendekatan

Ini Dampak Positif PDIP Tolak Israel dalam Piala Dunia U20

Israel Menekan Sepak Bola Palestina agar Tak Berkembang

“Atas nama kemanusiaan, kita harus mengambil langkah tegas terhadap Israel. Gencarkan kebijakan-kebijakan untuk kebebasan dan kemerdekaan Palestina, dengan tujuan agar tidak ada lagi penjajahan dan kolonialisme yang menciderai nilai-nilai kemanusiaan demi kedamaian dan ketentraman dunia,” imbuhnya.

Ketiga, lanjut dia, adalah tidak adanya hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel. Suko menyebut, hal tersebut jelas dijelaskan dalam pembukaan konstitusi Indonesia yang tertera kalimat ‘penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’, maka sebelum Palestina merdeka tidak mungkin bagi Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang menjajah bangsa Palestina.

“Saya yakin masyarakat Indonesia masih bersimpati dan memiliki solidaritas tinggi terhadap bangsa Palestina yang ditindas oleh Israel, baik karena alasan solidaritas agama maupun perikemanusiaan,” pungkas Suko. [tok/but]