Jember (beritajatim.com) – Data prevalensi stunting atau tengkes di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada 25 Februari 2023 menunjukkan angka 7,37 persen. Angka ini jauh lebih rendah daripada data 34,9 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilansir Kementerian Kesehatan.
Retno Juwita Sari, juru bicara Fraksi Partai Nasional Demokrat DPRD Jember, prihatin dengan angka stunting yang masih tinggi. “Walaupun angka ini jauh lebih rendah dari data SSGI Kemenkes, kita harus terus berupaya untuk menekan dengan berbagai cara,” katanya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan, bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Jember naik dari 23,9% pada 2021 menjadi 34,9 persen pada 2022. Sementara data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember berdasarkan hasil penimbangan balita dari FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan jaringannya menunjukkan prevalensi balita stunting di bawah SSGI, yaitu tercatat 11,74 persen pada 2021 menurun menjadi 7,37 persen pada 2022.
“Hal ini telah ditindaklanjuti dengan penimbangan serentak (total populasi) pada bulan timbang Februari 2023 dan dilanjutkan dengan analisis data komparasi data hasil SSGI dengan data hasil bulan timbang serentak,” kata Wakil Bupati Firjaun Barlaman, saat membacakan Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Jember 2022 beberapa waktu lalu.
Nasdem mengapresiasi langkah Bupati Hendy Siswanto yang melakukan program J Penting Aksi atau Jember Pusat Edukasi Stunting, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan Kemiskinan Ekstrem. “Tapi tentunya pekerjaan rumah masih banyak dan panjang, membutuhkan kerja keras dan kesungguhan seluruh stakeholders dan pemangku kebijakan dalam pelaksanaan dan eksekusi di lapangan,” kata Retno.
Peraturan Daerah Kabupaten Layak Anak yang disahkan dalam sidang paripurna DPRD Jember, Sabtu (1/4/2023) dini hari diharapkan Nasdem mampu menjawab dan memberi solusi permasalahan stunting AKI, AKB dan kemiskinan ekstrem di Jember. “Bagaimanapun anak adalah generasi bangsa yang akan melanjutkan kehidupan bangsa ini ke depan, karena itu tumbuh kembangnya akan menentukan nasib bangsa ini juga,” kata Retno. [wir]