Magetan (beritajatim.com) – Perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Jalan Raya Bayem Taman-Kartoharjo masuk Desa Bayemtaman Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan, Jawa Timur hanya mengandalkan upah dari pengguna jalan.
Sudah 16 tahun, pasangan suami istri yakni Sartono (70) dan Katini (56) menjadi sukarelawan penjaga perlintasan KA tanpa palang pintu.
Dulu mereka hanya pakai semaphore, kini mereka sudah memakai penanda khusus untuk memberikan tanda agar pengguna jalan berhenti saat KA akan lewat. Awal mulanya, mereka tergerak karena kerap terjadi kecelakaan. Pengguna jalan yang tertabrak KA jadi korban meninggal.
“Dulu di sini kerap terjadi kecelakaan. Banyak korban meninggal. Kami jadi tergerak untuk membantu para pengguna jalan agar mereka selamat saat menyeberang. Apalagi, sudah beberapa tahun terakhir jalan keretanya dua atau double track,” kata Sartono, Sabtu (22/4/2023)

Mereka tak kenal lelah menjadi sukarelawan. Bahkan, saat hari H Idul Fitri 2023 yang jatuh pada hari ini (22/4/2023), mereka tak merayakannya. Mereka memilih untuk tetap bekerja demi menjamin keselamatan pengguna jalan yang menyeberangi perlintasan KA.
Tidak hanya keduanya, jika Sartono dan Katini lelah, mereka bakal digantikan oleh kedua anaknya. Selama nyaris 24 jam mereka tak bisa meninggalkan pekerjaan itu agar pengguna jalan tetap aman. Salah satu putranya, Muhammad Kholifaudin mengatakan jalan ramai saat lebaran atau hari-hari libur tentu bakal berbahaya jika ada kereta api yang lewat namun tak diketahui pengguna jalan.
“Apalagi saat Idul Fitri begini pasti banyak lalu lalang. Baik kendaraan roda dua dan roda empat. Sementara, kereta kan juga beroperasi terus, makanya kam secara sukarela amankan perjalanan kereta dan pengguna jalan,” kata Muhammad.
Kereta Api di Daops 9 Jember Mulai Bersolek
Dia membenarkan selama ini mereka hanya mengandalkan pendapatan dari pemberian seikhlasnya dari para pengguna jalan. Berapapun rupiah yang diberikan bakal menjadi pelecut semangat bagi mereka. Belakangan, mereka juga mendapatkan bantuan berupa rompi dan senter dari Polres Magetan. Ditambah, bantuan sembako dan peralatan dari Dishub Magetan.
“Alhamdulillah, belakangan kami diperhatikan. Meski kami ini sukarelawan kami akan senang jika ada yang memberi. Semisal gak ada pun kami ikhlas, tujuannya untuk keselamatan sesama,” katanya.
Terpisah, Marzuki salah seorang pengguna jalan mengaku berterima kasih pada sukarelawan yang menjaga perlintasan KA tanpa palang pintu itu. “Tentu kami mengapresiasi. Mereka ini yang membantu kami pengguna jalan agar selamat. Setahu kami mereka ini tidak dapat gaji dari siapa-siapa ya. Saya dari Mojokerto hendak ke Ngawi,” katanya. (fiq/ted)