Surabaya (beritajatim.com) – Usai di demo oleh puluhan massa dari M1R (Maluku 1 Rasa), RS Premier Surabaya yang berlokasi di Jalan Nginden Intan Barat meminta maaf karena sempat menolak pasien.
Perlu diketahui, salah satu tokoh M1R bernama Pieter Manuputty oleh RS Premier ditolak saat mengalami serangan jantung mendadak pada Selasa (25/04/2023) kemarin.
Direktur Rumah Sakit Premier Surabaya, dr Hartono saat diwawancarai awak media menyampaikan permintaan maaf terkait terjadinya peristiwa tersebut. Ia mengatakan, jika peristiwa serupa tidak akan terjadi kembali di masa depan.
“Saya mewakili pribadi dan sebagai direktur RS Priemer Surabaya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum. Ini akan menjadikan pelajaran berharga bagi kami untuk melakukan pembenahan secara internal ke depan, melayani masyarakat,” ujar Hartono di hadapan keluarga Pieter Manuputty dan massa M1R di RS Premier Surabaya, Sabtu (29/04/2023).
Sementara itu, Lisa Kainama, istri dari mendiang Pieter Manuputty telah menerima maaf dari RS Premier Surabaya. Ia pun telah ikhlas menerima kematian suaminya. Namun, ia tetap melontarkan kekecewaan terhadap RS Premier Surabaya lantaran menolak suaminya di masa-masa kritis dengan alasan rumah sakit dalam keadaan penuh.
“Suami saya dalam kondisi saturasi 60 persen. Saya sudah sampaikan ke perawat. Seharusnya bisa ditangani sementara, kemudian dirujuk dengan ambulance atau apa. Itu hanya satu sperawat yang datangi saya, tidak lama keluar lagi meminta maaf menyampaikan tidak bisa ditangani,” kata Lisa.
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar Gelar Jalan Sehat dan Pengobatan Gratis
Namun, Lisa mengatakan jika peristiwa ini hendaknya dibuat pelajaran untuk rumah sakit lain agar kejadian serupa tidak terjadi.
“Ini pembelajaran agar tidak ada lagi rumah sakit lain yang menolak pasien dengan berbagai alasan. Bukan hanya priemer saja. Semua rumah sakit harus maksimal melayani masyarakat demi kemanusiaan,” tandasnya.
Kapolsek Sukolilo, Kompol M. Sholeh yang juga hadir dalam acara permintaan maaf terbuka oleh RS Premier Surabaya itu memastikan kepentingan kedua belah pihak telah terpenuhi untuk kebaikan pelayanan rumah sakit ke depan.
“Kami bertugas menjaga kondusifitas selama proses mediasi dilakukan. Alhamdulillah, para pihak telah menyampaikan kekecewaan dan RS Premier Surabaya mengutarakan permintaan maafnya. Semuanya diterima dengan baik. Niat baik pihak keluarga almarhum agar ini menjadi pembelajaran rumah sakit agar optimal melayani masyarakat terutama kepentingan kemanusiaan,” pungkas Mantan Kasat Intel Polres Tuban tersebut. (ang/ted)