Di Jatim Masih Banyak Anak Terjangkit Campak

Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dr Sjamsul Arief menyebut masih banyak anak di Jawa Timur yang menderita campak. Bahkan, kasus campak paling menonjol jika dibandingkan kasus lainnya.

“Banyak anak sakit campak. Ndak di Puskesmas, ya di pelayanan kesehatan swasta pun banyak yang campak. Ndak ada nol kasus,” kata dr Sjamsul saat ditemui, Minggu (7/5/2023).

Ia menambahkan, campak menjadi kasus yang menonjol jika dibandingkan kasus-kasus lainnya. Sebab, menurutnya campak paling cepat terjadi gejalanya. “Kalau TBC kan nggak ada gejalanya, pelan-pelan. Kalau campak itu sakit kemarin, minggu depan sudah kelihatan gejalanya,” jelasnya.

dr Sjamsul menjelaskan, bahwa penyakit campak juga akan sangat berbahaya jika terjadi komplikasi. Dampaknya, seperti dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.

Diketahui, komplikasi umum yang biasanya dialami akibat campak adalah infeksi telinga dan diare. Sedangkan komplikasi seriusnya adalah pneumonia dan ensefalitis atau radang otak. “Campak itu bisa sangat berat, bisa meninggal juga, pnemonie itu terutama. Atau diare, dehidrasi,” jelas dr Sjamsul.

BACA JUGA:

Klenteng Hiap Thian Kiong Mojosari Mojokerto Terbakar

Sementara itu, pada awal 2023 lalu kasus campak rubela di 8 daerah di Jatim mengalami peningkatan. Di antaranya Kota Batu, Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo.

Pemprov Jatim sendiri juga telah meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit campak pada anak dengan melengkapi status vaksinasi campak rubella (MR) pada anak.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyakit campak dan segera lengkapi vaksinasi campak rubella anak, karena saat ini tengah terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Minggu (22/1/2023) silam.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dr Erwin Astha Triyono mengaku jika pihaknya telah menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) di kabupaten/kota yang membutuhkan.

“Selain itu, untuk mencegah meluasnya PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi), Gubernur Jatim juga telah mengeluarkan surat kewaspadaan KLB PD3I pada bulan Juli 2022,” ungkap Erwin. [ipl/kun]