Warga Gresik Protes Serbuan Debu di Pelebaran Jalan Manyar

Gresik (beritajatim.com) – Pelebaran Jalan Manyar Gresik mengakibatkan debu beterbangan. Dampaknya, warga sekitar yang terkena proyek pelebaran jalan itu melakukan protes. Seperti diketahui, hingga saat ini proyek tersebut belum dilakukan pengaspalan. Lahan tersebut masih berupa tanah. Sehingga, aktivitas pekerja di lokasi menimbulkan debu berterbangan.

Camat Manyar, Zainul Arifin menuturkan, keluhan tersebut sudah ditindaklanjuti. Nantinya setiap hari sebelum para pekerja melakukan aktivitas, dilakukan pembasahan lahan lebih dulu. Tidak hanya itu, saking banyaknya debu dan juga cuaca, pembasahan dilakukan sehari sampai empat kali.

“Sudah dibahas. Nanti sehari bisa 3-4 kali disiram air sebelum pekerjaan. Sehingga debu-debu tidak sampai berterbangan,” tuturnya, Selasa (23/5/2023).

BACA JUGA:
30 Kios Terdampak Pelebaran Jalan Manyar Gresik Belum Dibongkar

Diakui Zainul, pengaspalan jalan nasional itu mengalami keterlambatan. Seharusnya akhir Mei 2023 pengaspalan sudah dilakukan. Tetapi karena kendala utilitas yang belum selesai, pengaspalan pun akhirnya mundur. “Sesuai schedule rencananya Juni 2023 mulai pengaspalan. Yakni sepanjang 1,5 kilometer,” ungkapnya.

Saat pengaspalan sudah dimulai nanti, lanjut dia, debu tersebut tidak lagi berterbangan. Namun, saat ini karena masih berupa tanah, memang perlu adanya pembasahan lahan lebih dulu. “Kalau malam hari juga ditambahkan penerangan agar tidak membahayakan pengguna jalan,” paparnya.

Sementara itu, Agus Ismanto (53) warga asal Kebomas mengatakan, debu yang disebabkan perbaikan jalan itu sangat mengganggu. “Saya usul kalau bisa disiram secara rutin. Sebab, bila sampai tidak dilakukan debunya sangat mengganggu,” pungkasnya. [dny/suf]